ETUS RUMYAAN--RESENSI BUKU--MERANGKAI IDENTITAS MARIA

 





Judul               : MERANGKAI IDENTITAS MARIA

Pengarang      : Remigius Ceme, SVD

Penerbit          : Penerbit Ledalero

Tahun Terbit   : 2017

 

1. Pengantar

Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang bertanya tentang identitas dan peran Maria dalam Gereja. Kata mereka bahwa banyak hal yang tidak dimengerti dengan cara penghormatan terhadap Maria atau yang lebih banyak dikenal dengan sebutan Devosi kepada Maria karean terdapat banyak kesimpangsiuran di dalamnya. Kita tidak bisa mengatakan bahwa yang ini salah yang itu benar karena kita membutuhkan satu penyelusuran yang mendalam tentang peranan dan posisi Maria dalam Gereja dan proses karya keselamatan Allah.

Merangkai Identitas Maria adalah tema dari karya ini. mengapa identitas Maria harus dirangkai?, apakah identitas Maria itu terpecah-pecah sehingga harus dirangkai?, semuanya akan menjadi jelas dalam seluruh uraian buku ini. Karena banyak umat beriman yang belum mengetahui tentang siapa itu Maria dan peranannya dalam karya keselamatan Yesus Kristus, maka hal tersebut menimbulkan banyak “keanehan” dalam praktik-praktik devosional kepada Maria, seolah-olah posisi antara Yesus dan Maria itu sama tinggi atau bahkan lebih tinggi lagi dari Allah. Oleh karena itu, kita membutuhkan suatu pendasaran biblis yang menjelaskan tentang siapa itu Maria dan posisinya dalam Gereja. Jika, umat manusia memahami dengan sebaik-baiknya tentang identitas Maria, maka hal-hal aneh dalam devosi perlahan-lahan akan memudar bahkan bisa hilang. Karena yang lebih diharapkan adalah sebuah devosi yang baik dan benar menurut ajaran dari Gereja. Sehingga Maria tidak dilebih-lebihkan dan tidak diturunkan sampai sama seperti manusia biasa.

Identitas Maria tersebut terdapat dalam keperawanan dan keibuannya, yang merupakan sebuah anugerah atau hadiah dari Allah kepadannya. Kedua ciri tersebut merupakan suatu ungkapan yang sangat kentara dalam doa-doa resmi Gereja seperti pada saat Doa Syukur Agung dalam perayaan ekaristi. Semua gelar yang diberikan kepada Maria merupakan identitas pokok dari Maria sebagai perawan dan Bunda Allah. Dengan demikian, sebagai umat beriman Kristen kita mesti menempatkan Maria pada porsinnya sesuai dengan ajaran Gereja. Ungkapan “per Maria ad Jesum” (melalui Maria kita datang kepada Yesus). Karena Maria merupakan pribadi istimewa yang paling dekat dengan Allah dan Yesus, bahkan ia melebihi para malaikat dan orang kudus dalam relasinya dengan Allah.

Karena itu devosi kepada Maria harus lebih tinggi daripada devosi kepada malaikat dan orang kudus (dulia), sehingga devosi kepada Maria oleh Gereja disebut Hyperdulia. Akan tetapi devosi kepada Maria tidak melebih atau menyamai iman kepada Allah, yang disebut latria. Dengan latria, kita hanya menyembah Allah. Tidak menyembah Maria. Kita hnaya menghirmati Maria secara istimewa karena perbuatan Allah kepadanya dengan cara telah memilih Maria menjadi perawan abadi dan bunda tersuci Yesus Kristus, Putera Allah.

Kedekatan Maria dengan umat Allah (Gereja) berawal dari kedekatannya dengan Allah dan Yesus. Atas restu dan pekenanan dari Allah Maria tampil atau hadir sebagai pembawa rahmat Allah yang hadir dalam Gereja dan juga bisa saja menampakan diri kepadanya melalui anggota-angota umat beriman. Oleh karena itu, Maria menampakan diri sebagai pewarta Sabda Allah dan pesan keselamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus.

Dengan Merangkai Identitas Maria, umat beriman diharapkan dapat memahami siapa itu Maria, peranan dan posisi Maria dalam sejarah keselamatan yang dilaksanakan Yesus Kristus. Dengan demikian, devosi kepada Maria menjadi tanda kedekatan umat Allah dengan Yesus Kristus dan membawa umat Allah untuk meningkatkan kualitas iman kepada Allah. Oleh karena itu, buku Merangkai Identitas Maria ini merupakan sebuah buku yang sangat bermanfaat bagi kita umat Kristen untuk dapat mempelajari dan mengetahui isi dari buku ini yang memuat tentang posisi dan peran Maria dalam karya keselamatan Allah.

2. Isi Buku

            Sebuah teologi tentang Maria selalu berdasarkan Kitab Suci. Kesaksian Kitab Suci selalu menjadi tolak ukur untuk Mariologi. Namun, pada kenyataannya Kitab Suci tidak terlalu banyak menceritakan tentang Maria secara terang-terangan sehingga menimbulkan banyak perbedaan tafsiran tentang Maria dari para ekseget dan para teolog. Namun, untuk melaksanakan karya penyelamatan yang datang dari Allah, Allah melibatkan Maria untuk karya peyelamatan-Nya itu. Peran istimewa dari Maria dapat ditemukan sejak dalam Perjanjian Lama sampai pada Perjanjian Baru.

            Dalam pembahasan berikut ini, penulis mengelompokan tulisannya dalam empat poin besar yaitu: Maria dalam Kitab Suci, Keperawanan Maria, Devosi kepada Bunda Perawan Maria, dan yang terakhir tentang Penampakan Bunda Perawan Maria yang merupakan tema-tema khusus untuk dibahas di dalam buku ini.

Pada bagian pertama yang berisikan pendahuluan, penulis mencoba untuk menggambarkan secara umum tentang latar belakang munculnya mariologi. Selain itu penulis juga memperkenalkan secara singkat mengenai meriologi dan perannya dalam Gereja, pada bagian ini juga berisikan tentang isi pembahasan dan metode mariologi.

Pada bagian kedua berisikan tentang Maria dalam Kitab Suci Perjanjian Lama maupun Kitab Suci Perjanjian Baru. Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama sangat sedikit berbicara tentang Maria, bahkan tidak menyebut nama Maria. Istilah-istilah yang digunakan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama seperti: “Perempuan dan keturunannya (Kej 3:15), Perempuan Muda Mengandung dan Melahirkan Immanuel (Yes 7:14), Kelahiran di Betlehem (Mikh 5:1-2), Kelahiran di Betlehem (Mikh 5:1-2), Puteri Sion dan Kelahiran Israel Baru dan simbol-simbol Maria. Istilah-istilah tersebut merupakan ungkapan kepada Maria yang secara tidak langsung digunakan atau disebut dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Sedangkan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru lebih cepat kita menemukan ungkapan-ungkapan atau istilah yang ditujukan secara langsung kepada Maria mengenai perannya dalam karya Keselamatan Allah seperti mengandung, melahirkan dan mendampingi Yesus sampai pada Yesus Wafat di Salib.

Pada bagian ketiga ini penulis mencoba untuk menguraikan tentang keperawanan Maria yang merupakan pokok diskusi dan perdebatan banyak orang di masa awal kekristenan,sejak awal kedua. Ada banyak orang yang ragu dan bahkan tidak percaya pada pernyataan doktrinal Gereja tentang keperawanan Maria. Namun kebenaran iman bahwa Maria adalah perawan meliputi tiga aspek, yaitu virginitas ante partum (VAP), virginitas in partu (VIP), dan virginitas post partum (VPP). Dari aspek-aspek kebenaran iman tentang keperawanan Maria ini, memang semuanya sulit untuk diterima bahkan dari dalam kubu Gereja sendiri masih sering muncul berbagai perdebatan dan diskusi. Namun, ada satu hal yang pasti adalah bahwa Allah sendirilah yang berkehendak agar semuanya itu semua dapat terjadi.

Pada bagian keempat ini penulis menggambarkan tentang devosi-devosi yang dilakukan oleh umat Allah kepada Maria. Devosi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Gereja. Devosi kepada Bunda Maria merupakan salah satu devosi pokok dalam Gereja Katolik, sebagai bentuk penghayatan iman kristen. Devosi kepada Maria memang sangat populer dalam Gereja. Maria diberi penghormatan ksusus dalam Gereja melalui devosi yang dibuat. Ada banyak hal yang dibahas tentang devosi kepada Maria mulai dari alasan devosi itu dibuat, fenomena, tujuan, serta hakekat devosi Maria. Tentu dalam devosi kepada Maria seringkali ada penyimpangan sehingga dalam bagian ini penulis juga memberikan awasan tentang sikap dan semangat yang tidak sehat dan harus dihindari serta prinsip-prinsip devosi yang benar. Oleh karena itu, devosi yang benar kepada Bunda Maria harus memenuhi aspek teologis, kristologis, eklesial, liturgis, sosial dan moral seperti yang telah diuraikan oleh penulis di buku pada bagiam devosi ini.

Pada bagian terakhir dari buku ini penulis menguraikan tentang penampakan Bunda perawan Maria. Penampakan Bunda Perawan Maria merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan umat beriman terutama bagi seluruh umat Katolik. Penampakan Bunda Maria tidak lepas dari kuasa Allah yang menjadi aktor utama dalam berbagai rencana penyelamatan umat manusia. Penampakan Bunda Maria menjadi gejala yang berasal dari Allah. Oleh karena itu, penampakan Bunda Maria selalu mendapat tempat dan peranan dalam kehidupan umat Allah. Gereja pun mengambil sikap terhadap penampakan Bunda Maria. Penampakan Bunda Maria memang memberi banyak manfaat terutama bagi pertumbuhan dan perkembangan iman kita. Penampakan Maria juga memberitakan tentang Kabar Gembira, Terang Sabda maupun sesuai dengan situasi atau keadaan dunia.

3. Penilaian

Ø  Kelebihan

Menurut saya buku ini sangat menarik. Banyak hal yang diangkat terutama hal-hal yang sering menjadi bahan diskusi ataupun perdebatan dalam Gereja yang berkaitan dengan Maria. Penulis benar-benar memberi pemahaman yang baik tentang Maria dengan berbagai uraian yang menurut saya begitu runtut dan sistematis. Penulis menyajikan topik-topik yang amat menarik bagi para pembaca agar mengetahui lebih dalam mengenai Maria serta peranan dan posisinya di dalam Gereja. Penulis dengan gaya tulisan yang cukup sederhana membuat pembaca dengan mudah memahami berbagai uraian yang ada. Mengingat keperawanan Maria merupakan salah satu topik teologi yang cukup berat, gaya bahasa penulis yang sederhana ini sangat membantu para pembaca dalam memahami konsep Maria dalam perspektif iman yang lebih konsekuen. Dengan kata lain, pembaca diarahkan untuk menerima keperawanan Maria sebagai konsekuensi iman.  Hal lain yang tidak kalah penting bahwa penulis memberikan pemahaman tentang Maria dengan begitu lugas. Buku ini mewakili kesadaran penulis akan misteri Maria sebagai doktrin gereja yang perlu juga didalami oleh umat. Dengan mendalami topik-topik Maria yang kompleks, orang diantar pada satu kekaguman terhadap Maria dan terhadap gereja.

Ø  kekurangan

Selain memiliki banyak kelebihan tentu ada beberapa kekurangan yang juga penting diperhatikan oleh penulis. Tema tentang Maria memang selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas tetapi penulis mesti lebih memperbanyak konsep yang bersifat kontekstual dengan contoh-contoh konkret sehingga lebih mudah untuk dipahami. Untuk tema Maria yang terbilang cukup rumit alangkah baiknya jika penulis bisa memberikan analogi sebagai metode yang sederhana untuk dapat menyederhanakan konsep Maria yang cukup sulit itu.

4.   Relevansi Buku dengan Konteks Sekarang

Buku Merangkai Identitas Maria merupakan buku yang bagus dan sangat berkaitan dengan konteks dunia pada zaman sekarang. Kehadiran buku ini juga membuka dan menambah wawasan tentang Maria terutama tentang peran dan posisinya di dalam Gereja. Tema tentang Maria terutama mengenai keperawanan Maria selalu saja menimbulkan berbagai diskusi antara para teolog dan juga diantara umat Allah dengan umat Allah sendiri. Selain itu, penulis juga mengangkat tema yang bagus tentang cara berdevosi yang baik kepada Maria.

Dengan adanya dialog-dialog antar umat beragama dapat saja menimbulkan berbagai diskusi tentang Maria sehingga sangat perlu bagi kita untuk mempelajari sosok Maria dengan sangat baik agar dapat menjawabi setiap pertanyaan atau kekeliruan tentang Maria yang sering terjadi pada dunia saat ini. Oleh karena itu, buku Merangkai Identitas Maria ini merupakan sebuah referensi yang baik untuk menjawabi setiap persoalan atau pertanyaan tentang Maria tersebut.

5.   Kesimpulan

Pergumulan maupun pendalaman tentang Maria bukanlah suatu hal yang mudah untuk lebih cepat dipahami karena harus membutuhkan sebuah studi khusus yang jelas tentang Maria dan posisinya di dalam Gereja.

Dalam rangka refleksi teologis mengenai Maria tersebut terdapat beberapa pokok penting yang dapat disimpulkan sebagai berikut: Pertama, mariologi harus benar-benar didasarkan pada Kitab Suci, baik Kitab Suci Perjanjian Lama maupun KItab Suci Perjanjian Baru. Pilar marilogi harus mendapat dasar yang kuat dalam Kitab Suci dengan adanya dasar-dasar dari Kitab Suci tersebut kita dapat melihat dengan jelas siapa itu Maria dan apa saja perannya dalam karya keselamatan Allah. Kedua, persoalan tentang keperawanan dari Maria harus mendapat perhatian serius karena dapat mempengaruhi kehidupan iman umat. Namun penulis telah dengan sangat jelas telah memaparkan tentang hal tersebut dalam bukunya ini. Ketiga, devosi kepada Maria sudah menjadi sebuah tradisi atau budaya dalam membangun iman umat Katolik. Hidup devosional marial ini adalah satu bentuk penghayatan iman kepada Allah dalam Yesus Kristus. Namun, ada beberapa sikap devosional tidak dilakukan dengan sehat kepada Maria, yang tentu saja dapat mengaburkan iman kristen. Oleh karena itu, di dalam buku Merangkai Identitas Maria ini penulis telah menjelaskan dengan sangat baik tentang cara berdevosi yang baik kepada Maria sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman tentang cara berdevosi yang baik kepada Maria. Dan yang terakhir Keempat, tentang penampakan Maria. Penampakan Maria merupakan penyaluran pesan dan rahmat Allah dalam Yesus Kristus kepada umat manusia. Oleh karena itu, Gereja selalu mempunyai sebuah penjelasan teologis mengenai penampakan-penampakan tersebut sehingga dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan tidak menimbulkan problem atau penafsiran tertentu tentang penampakan-penampakan tersebut.

 


tentang penulis: Fr. Etus Rumyaan, SVD berasal dari Ambon. Sekarang tinggal di Wisma St. Agustinus. Studi Filsafat di Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero-Maumere-NTT, Semester III. 

 

 

 

 

Post a Comment

0 Comments