Foto Rahmat Wahyudi |
WAHYUDI DAN BALERUMAH.COM
Cinta ditolak dukun bertindak. Apabila cinta ditolak, maka cinta harus bisa dipaksa. Mungkin itu
yang mau diungkapkan oleh sosok pria tampan kelahiran Bekasi 25 September 2000 ini.
Ia terlihat seperti seseorang yang sedang jatuh cinta meski pernyataan cintanya
ditolak berkali-kali.
Namanya Rahmat memiliki nama lengkap Rahmat Wahyudi. Dia
adalah anak sulung dari pasangan bapak Sudibyo dan ibu Holisah. Sekarang, dia berstatus mahasiswa aktif di STIKes Prima Indonesia jurusan farmasi. Uniknya, meski dia
berkuliah di jurusan farmasi, dia juga blogger yang aktif menulis di blog.
“Saya kuliah farmasi tapi saya suka mengelola
tulisan-tulisan pribadi di blog.” Ungkapnya ketika ditanya tentang kesukaannya.
Rahmat berkuliah
di jurusan farmasi. Dia memiliki keinginan untuk tidak hanya bergelut seputar kesehatan
tetapi ia juga berani untuk meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat tentang
pentingnya literasi. Berawal dari blog, pria
yang bersekolah di STIKes Prima Indonesia ini mulai mempelajari secara autodidak
cara mendesain blog dan menjadi penulis blog.
Seraya tertawa lepas, Wawak mengungkapkan tentang awal
berkarya sebagai penulis blog. Menurutnya perjalanan menjadi blogger itu tidak mudah, karena butuh niat
dan keberanian untuk mau berkarya. ”Sejak 2019 saya belajar secara autodidak,
tanpa ada orang yang membantu.” Katanya dengan suara yang sedikit terbata-bata.
Pria yang mengenakan baju hitam ini mengajak sedikit
reuni tentang awal menemukan nama blog sebagai identitas blognya. Balerumah.com
adalah blog yang menampung tulisan Wawak (nama gaul dari bang Wahyudi). Menurutnya nama itu diambil dari dua kata bale-bale
(tempat duduk untuk bersantai-santai) dan rumah (tempat membagi kasih sayang).
Jadi Balerumah.com itu sendiri memiliki
makna tempat membagikan sukacita yang paling nyaman. Dalam platform
Balerumah.com, Wahyudi banyak menulis tentang pendidikan dan jasa iklan. Menurutnya
menulis tentang pendidikan itu lebih menarik karena mayoritas pembaca
Balerumah.com adalah teman-temannya di sekolah dan kenalan seusianya.
Anak dari pasangan bapak Sudibyo dan Ibu Holisah ini
merasa perjuangannya selama tiga tahun mempertahankan blog itu tidak mudah,
sempat dibuat putus asa karena sudah
tiga tahun berjuang ia belum mendapat penghasilan. Namun pria yang mengaku
ingin menjadi presiden ini kembali melihat nilai dibalik perjuangan itu, karena
itu dia mengubah cara pikirnya, “kemahiran itu kunci kesuksesan”.
Ditolak Lebih dari 50 Kali
Wahyu menerangkan tentang perjalanan pahit menjadi
blogger itu seperti cinta ditolak, paksaan pun bertindak. Ia pernah mengalami rasa sedih karena ditolak
oleh Google AdSense lebih dari 50 kali. Tetapi kakak sulung dari Dwi Nugroho
ini pun tak putus asa. Ia pun memaksa dirinya untuk membongkar uang di dalam
celengan yang ditabungnya setiap minggu. Berkat uang tabungan di celengannya
itu, dia membangkitkan semangat dengan membeli domain lalu konsisten menulis di blog.
Hingga pada tahun 2022, rahmat menuai apa yang ia tabur.
Blog yang selama ini menampung karyanya mendapat penghasilan dari Google. Kini,
ia sudah memiliki penghasilan setiap bulan, meski masih sedikit, tetapi
penghasilan itu bisa memenuhi kebutuhannya di sekolah.
Kemahiran dan keberhasilannya itu tidak pernah membuatnya
merasa sombong dan cuek. Malahan Putra kesayangan ibu Holisah turut membantu
beberapa komunitas untuk mengembangkan dunia literasi lewat blog. Salah satunya komunitas Dermagasastra. Ia membantu tidak untuk suatu imbalan, tetapi
lebih dari itu ia mau menunjukkan soal rahmat yang perlu dibagikan.
Pada tahun ini, berkat ketekunannya di dunia menulis,
pada awal bulan Oktober 2022, ia berhasil dipilih menjadi nominasi penulis esai
terbaik di Sastramedia 2022 di antaranya Upaya Memaknai “Dewa Telah Mati”
Sajak Subagio Sastrowardoyo,dan Yang Personal Dalam Puisi.
Paksa Belajar Sendiri
Berkaitan dengan pengalamannya menekuni blog secara autodidak.
Lelaki kelahiran Bekasi ini, melihat situasi saat ini banyak orang terjebak
dengan tutorial. “Dulu saya terjebak karena menonton tutorial di Youtube” hal
tersebut didalaminya setelah menyadari kegagalannya,
ditolak oleh Google AdSense. Ternyata setelah dia menekuni sendiri bagian-bagian
blog kemudian Dia menemukan cara untuk bisa mendapatkan penghasilan. Menurutnya,
banyak tutorial di Youtube yang menjebak para pemula blogger sehingga yang ia
sarankan adalah berani untuk belajar sendiri.
“Ada masa depan yang harus dipertahankan.” Ungkap pria berperawakan Jawa ini serentak menjadi
batu refleksi bahwa dalam perjuangan jangan pernah ada kata menyerah.
Lebih lanjut, lelaki sulung ini membeberkan soal impiannya ke depan, “Tahun ini saya
targetkan untuk menumbuhkan semangat menulis” katanya singkat. Targetnya ini
semata untuk memacu dirinya agar lebih banyak membagikan pengetahuan kepada
sesamanya. “Target seminggu dua kali terbit” ungkapnya dengan rasa penuh
keyakinan.
Disela-sela waktu kuliah, ia menyadari kuliah sangat
penting sedangkan blog adalah ruang hiburan untuknya. Baginya mengutak-atik
blog merupakan bagian dari kegiatan rekreasi. Bagaimana pun
sekolah menjadi prioritas utamanya.
Admin Balerumah.com ini pun menuturkan bagaimana dia
menyediakan waktu menulis di blog dan waktu belajar untuk kuliah, “Di mana saja
saya bisa menulis, asalkan ada handphone” pungkasnya menjadi titik tolak keyakinan
bahwa di zaman ini teknologi digital berperan penting dalam kehidupan manusia.
Kehidupan anak zaman milenial itu unik dan Rahmat Wahyudi
telah membuktikan cara anak milenial menghidupi dunia literasi secara kreatif.
Dia juga mengajak banyak orang untuk terampil menggunakan teknologi yang telah
tersedia. Dari Wahyudi ini pula, dapat dimaknai bahwa perjuangan akan berhasil
baik kalau benih pengetahuan dan benih kerja keras dihidupi setiap hari.(Ditulis oleh Yohan Mataubana).
____________________________
0 Comments