PUISI MANEK -RUANG SIDANG

Geotimes.com


Ruang Sidang

Beberapa hari terakhir ruang sidang sangat ramai.
Berjam-jam di depan layar, palu belum juga bunyi.
Untuk sementara kami punya Ibu tiri
namanya Candrawati, selalu cantik dengan baju putih.
Mulai  kemarin ibu sering pergi, meminjam rompi untuk merawat gigi.
Ada informasi, banyak pasien di pengadilan negeri
lubang di gigi harus ditutupi.
Ibu masih menyusui, lagi-lagi ibu pulang pagi,
kasihan adik bayi.
Ibu tiri pergi lagi sampai tak kunjung kembali
Hanya meninggalkan surat di laci.
“Maafkan ibu, gigi ibu tertinggal di balik jeruji. 
Ibu titip adik bayi di bibi. Bibi masih bisa menyusui”
Karena sering membiarkan kami sendiri
kami tidak mau lagi ibu Candrawati.
Ibu kandung kami masih bersihkan gigi.
Di balik palu ia masih bersembunyi
Namanya ibu Pertiwi…

Indonesia 2022

Air Terjun

Ia gemar melihat air terjun.
Dari motor ia meminta turun.
Selesai. Kita tiba di air terjun.
Air turun beruntun, batu masih tersusun.
Ia tetap melamun.
Di dekat air terjun, ada gua Maria, 
ada juga pohon anggur yang buahnya sudah ranum.
Ingin ia petik, tapi kalau salah dipetik, hanyut terbawa air.
Sudah petang, ia pulang.
Siapa pemilik pohon itu?
Esok hari minggu.

Desember 2021

Tujuh Belas

Katanya tujuh itu angka sempurna
Lalu mengapa satu masih berdiri  di depannya?
Kepala tegak menyerang ke kiri.
Melihat perjalanan hingga kini, satu masih di depan kepala.
Tujuh tidak tegak, sedikit miring, tapi katanya angka sempurna.
Satu berdiri, kepalanya agak tunduk, malu-malu.
Tujuh belas hendak ke kanan, masih menjumpai satu,
satu malu-malu sedikit berani,kepalanya condong ke depan.
Tujuh belas hendak ke kiri, masih menjumpai satu,
tak terlihat kepalanya, ia membelakangi.
Sudah sampai tujuh belas, kemana lagi?
Bagaimana menjadi tujuh supaya kembali sempurna.
Sweet Seventeen, manis diapit satu.

Pav Aloysius. 17 yang ke sekian kalinya

_________________________

Tentang penulis

Fr. Manek, sedang mengganggu meditasinya Fr. Rio Ambasan di Pav. Aloysius Ledalero



Post a Comment

0 Comments