Ribka || Puisi No Eris

 


(Sumber gambar: www.kibrispdr.org)

Ribka

Dalam jejak kaki-kaki kecil,

Sudah pantaskah engkau menghembuskan badan?

Dan dalam cinta untuk waktu yang begitu lama,

Ada mahkota yang jatuh dari kepalamu dengan aliran darah yang terus-menerus menjumbai jubahmu

Rahimmu mulai terbuka dari titik-titik air yang tumpah dari buyungmu

Kemarin Ishak pulas dan tak sempat memarahi omong kosong putramu dan tidak sempat juga mencium bau bulu domba

Ribka,

Kalau masuk bulan duka, aku tak mau mencicit sendiri

Sebab nikmat semakin memikat,

Menetes sampai di pelipis

Kurenggut pelan bait-bait doa dan kuletakan pada palang penghinaan

Ini indah, di pinggir bibir kecil agar kau tarik lebih ke tepi

Ribka,

Setelah hujan engkau tetap menyimpan awan di matamu.


(Baca juga: Tuhan; Aku Resah || Antologi Puisi Ricky Mantero)



No Eris, mahasiswa semester VI di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Saat ini penulis tinggal di Wisma St. Agustinus Ledalero.

Post a Comment

0 Comments