Review Film Courageous

 

(Sumber gambar: rianisiboro.wordpress.com)


Oleh: Loys Jewaru

Pengantar

Manusia selalu hidup dalam proses bertumbuh dan berkembang. Baik dan buruknya hasil dari proses tersebut, dipengaruhi oleh banyak faktor dan salah satunya adalah keluarga. “Dalam artian sempit keluarga dapat diartikan sebagai kumpulan orang tua dan anak-anaknya.”[1]

Peran keluarga dalam mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan seseorang sangatlah besar, dan dalam konteks inilah film Courageous hadir. Film yang diproduksi oleh Sherwood Pictures ini memberikan gambaran sekaligus mengajarkan kepada para penonton tentang pentingnya peran keluarga khususnya orang tua, dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

Ringkasan Film

Film Courageous mengisahkan kehidupan empat orang polisi dan seorang buruh yang mengalami pergumulan dalam kehidupan berkeluarga. Kelima laki-laki itu adalah Adam Mitchell, Nathan Hayes, David Thomson, Shane Fuller dan Javier Hernandes Martines. Kelima tokoh tersebut, dihadapkan pada dua tugas penting yang sama-sama wajib untuk dijalankan, yakni mendampingi keluarga khususnya anak dan juga menjalankan tugas sesuai profesi mereka masing-masing.

 Sejatinya kehidupan tidak pernah lepas dari persoalan, kelima laki-laki ini juga memiliki persoalan, yakni Nathan yang nyaris kehilangan puteranya ketika mobilnya dicuri oleh dua orang preman, Javier yang kehilangan pekerjaan dan kesulitan untuk menafkahi keluarganya, David yang bergumul dengan pengalaman kelamnya yakni memiliki putri di luar nikah, Shane yang bercerai dengan isterinya, dan Adam yang kehilangan putri kesayangannya karena kecelakaan.

Peristiwa berat yang menimpa Adam menjadi suatu titik balik yang membuat hidupnya berubah. Dia mengajak teman-temannya untuk membuat resolusi yang berisi komitmen untuk menjadi bapa keluarga yang baik dan menjalankan hidup yang baik pula. Ajakan itu disetujui oleh teman-temannya, dan resolusi itu dikukuhkan melalui berkat seorang pendeta. Mereka menghidupi komitmen-komitmen yang termuat dalam resolusi itu dengan baik, namun sayangnya salah satu dari mereka yakni Shane melanggar resolusi itu. Dia menipu teman-temannya dengan menggelapkan narkoba yang mereka dapat dari anggota geng, alhasil dia dipenjarakan. Shane yang hidup dalam jeruji besi, mulai bertobat setelah mendapatkan nasihat dari Adam. Kehidupan mereka selanjutnya semakin membaik, sebab banyak persoalan yang dapat diselesaikan dengan baik. 

Pesan Moral

            Film Courageous telah mempertontonkan lakon hidup yang riil dan juga nilai kehidupan yang sangat dalam. Film ini menunjukkan arti penting dari keluarga dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Ada beberapa pesan moral yang bisa dipetik dari film ini. Pertama, film ini mengajarkan pentingnya peran keluarga khususnya  orang tua dalam mendampingi anak-anak. Kehadiran dan juga perhatian dari orang tua, memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan kepribadian seorang anak. Dalam film courageous dapat dilihat secara jelas perbedaan kepribadian antara Dylan Mitchell dan anak-anak lain yang memiliki orang tua dengan Derrick dan anak-anak lain yang tidak memiliki orang tua. Kepribadian dari anak-anak seperti Dylan terlihat lebih matang dan sehat dibandingkan dengan anak-anak seperti Derrick. Dalam konteks ini, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa model pola asuh yang tepat dan juga besarnya kasih sayang yang diberikan oleh keluarga atau orang tua kepada anak-anak, dapat mendukung pembentukan pribadi yang matang dan juga sehat dalam diri anak, oleh karena itu setiap anak sangat membutuhkan kehadiran dan juga pendampingan dari orang tua.[2]

Kedua, melalui film ini anak-anak (entah yang masih berada dalam masa kanak-kanak maupun yang sudah berada dalam masa remaja) diajarkan untuk bersikap patuh dan hormat kepada orang tua. Umumnya masa kanak-kanak dan juga masa remaja dilihat sebagai masa belajar, yakni belajar untuk mengenal lingkungan sekitar, belajar untuk membangun relasi dengan orang lain, belajar untuk menjadi pribadi yang mandiri dan sebagainya. Pada masa seperti ini anak-anak sangat memerlukan bimbingan dari orang tua agar mereka tidak terjerumus pada pola pemahaman yang salah dan juga pergaulan yang salah, dan karena itu setiap anak dituntut untuk mendengarkan dan juga menuruti nasihat-nasihat baik dari orang tua. Sikap Jade Hayes yang patuh terhadap perintah ayahnya (sekalipun sesekali ia tetap melawan) patut untuk diteladani, sebab berkat kepatuhanya itu, ia tidak terjerumus pada model pergaulan yang salah seperti Derric.

            Ketiga, film Courageous mengajarkan tentang besarnya pengaruh dari lingkungan di luar keluarga, seperti lingkungan masyarakat dan juga teman pergaulan, terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Dalam film Courageous ditampilkan secara jelas perbedaan antara model pergaulan dari Adam dan teman-temannya dengan model pergaulan dari T.J dan teman-temannya. Adam dan teman-temannya selalu berusaha melakukan kegiatan yang positif seperti membantu orang lain, menjaga keamanan di kota dan lain sebagainya, sedangkan kelompok T.J cendrung melakukan hal-hal negatif seperti melakukan tindakan kriminal. Dalam konteks ini jelaslah bahwa lingkungan yang positif akan mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan ke arah yang positif, sedangkan lingkungan yang negatif akan menuntun orang pada proses pertumbuhan dan perkembangan ke arah yang negatif, oleh karena itu setiap orang dituntut untuk selalu berhati-hati dalam memilih teman pergaulan dan perlu bersikap kritis dalam menyerap nilai-nilai yang ditawarkan masyarakat.

Penutup

            Setiap orang pasti membutuhkan keluarga, sebab keluarga adalah faktor eksternal pertama yang membantu dan mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan seorang individu. Pengaruh keluarga sangatlah besar dalam proses pembentukan seseorang. Mengingat besarnya pengaruh tersebut, maka keluarga dituntut untuk selalu mampu menciptakan suasana yang harmonis, sehingga proses pembentukan diri seseorang dapat berlangsung dengan baik dan bisa terarah ke hal-hal yang positif. Selain itu, lingkungan di luar keluarga (lingkungan masyarakat dan teman pergaulan) juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.  Lingkungan yang positif akan mendukung berlangsungnya pembentukan kepribadian yang positif, sedangkan lingkungan yang negatif akan menuntun orang pada model pembentukan diri yang negatif, oleh karena itu setiap orang dituntut untuk selalu cermat dalam menyerap nilai-nilai yang ditawarkan oleh masyarakat dan juga harus berhati-hati dalam memilih teman pergaulan.


[1]Maxi Manu, Psikologi Perkembangan Memahami Perkembangan Manusia (Maumere: Penerbit Ledalero, 2021), hlm. 41.  

[2]Ibid.


Loys Jewaru, lahir di Ruteng 28 Maret 2000. Saat ini penulis tinggal di Wisma St. Agustinus, Ledalero. 


Post a Comment

0 Comments