Rindu
Lipatan
jarak memungut jejak rindu.
Tatapan
tak sampai
Raga
berjauhan.
Masih saja
menghitung detak-detak hari berganti.
Kapan
pertemuan akan bermula?
Hanya via
handphone?
Ahkk,,,,sulit
kujejaki hati
Ah,,,Sabar
Masih ada
hari esok kita berharap bukan?
Agustinus 2021
Foto Itu
Biarkan
aku mati menatap nanar foto usang
Memandang
setiap inci lipatan kain putih melilit sekujur tubuh.
Masih saja
dengan terkatup; merapal mantra paling syahdu
Membisik
sunyi
Lagu-lagu
puitis kudendangkan
Sekedar
melepas penat rindu membasahi tubuh.
Aku rindu?
Rindu
menatap wajahmu yang samar-samar memelukku dari jauh
Dengan
ringkikan bait-bait suci yang bertengger pada buku tua di gereja
Kuaminkan.
Aku rindu
pertemuan
Agustinus, Juli 2021
Perihal Kata Tetas
(Teruntuk Wanita yang kusebut Ibu)
Malam
hampir pamit.
Sebaris
kalimat kulantunkan dengan nada khusyuk.
Belum
sempat kuaminkan.
Teringat
memoar tentangnya yang kusebut ibu.
Perihal
suka-duka; tangis dan tawa, masih lekang dalam ingatan berderai kenangan
bersama.
Tentang
seorang yang kusebut ibu, masih dan terus kusebut ibu hingga ajal menjemput
tetap kusebut ibu.
Ibu, pada
batang puisi ini, kalimatku tak kunjung pamit hingga titik.
Cinta tak
terbatas n doa tak kunjung amin. Tak akan bisa
terbalas.
Ijinkan puisi ini berakhir koma, hingga lekang di makan usia.
Dan menjadikannya nas yang
berkumandang dalam otak yang liar.
2021
Biodata
0 Comments