Perihal Kata Tetas

PERIHAL KATA TETAS

gambar: pexels.com.

Rindu

 

Lipatan jarak memungut jejak rindu.

Tatapan tak sampai

Raga berjauhan.

 

Masih saja menghitung detak-detak hari berganti.

Kapan pertemuan akan bermula?

Hanya via handphone?

Ahkk,,,,sulit kujejaki hati

 

Ah,,,Sabar

Masih ada hari esok kita berharap bukan?

 

Agustinus 2021


Foto Itu

 

Biarkan aku mati menatap nanar foto usang

Memandang setiap inci lipatan kain putih melilit sekujur tubuh.

Masih saja dengan terkatup; merapal mantra paling syahdu

Membisik sunyi

Lagu-lagu puitis kudendangkan

Sekedar melepas penat rindu membasahi tubuh.

Aku rindu?

Rindu menatap wajahmu yang samar-samar memelukku dari jauh

Dengan ringkikan bait-bait suci yang bertengger pada buku tua di gereja

Kuaminkan.

Aku rindu pertemuan

 

Agustinus, Juli 2021


Perihal Kata Tetas

(Teruntuk Wanita yang kusebut Ibu)

 

Malam hampir pamit.

Sebaris kalimat kulantunkan dengan nada khusyuk.

Belum sempat kuaminkan.

Teringat memoar tentangnya yang kusebut ibu.

Perihal suka-duka; tangis dan tawa, masih lekang dalam ingatan berderai kenangan bersama.

Tentang seorang yang kusebut ibu, masih dan terus kusebut ibu hingga ajal menjemput tetap kusebut ibu.

 

Ibu, pada batang puisi ini, kalimatku tak kunjung pamit hingga titik.

Cinta tak terbatas n doa tak kunjung amin. Tak akan bisa  terbalas.

Ijinkan puisi ini berakhir koma, hingga lekang di makan usia.

Dan menjadikannya nas yang berkumandang dalam otak yang liar.

 

2021

Biodata 


Fand Wasa adalah nyong ganteng asal Ende. Ia menyukai sastra yang dibenihkan dari air mata Ibunya. Penulis tinggal di unit Agustinus Wairpelit. 

Post a Comment

0 Comments