Gadis Malam
Nur! Menurutmu apakah yang lebih
indah dari kata-kata,
sehingga keindahannya tak bisa
dijelaskan oleh kata-kata?
Kalau itu adalah tentang cinta,
maka sekarang aku sadar bahwa
mencintai dengan hati lebih berarti,
dari pada sekadar mencintai dengan
kata-kata.
Pxhere.com
Sore itu sehabis gerimis aku duduk
di depan sebuah rumah bordil. Bayang-bayang tentang Nur terus memenuhi
pikiranku. Aku percaya bahwa selalu ada kenangan yang tak bisa dihapus, bahkan
oleh hujan sekalipun, dan kupikir itu adalah tentang Nur.
****
Gerbang
rumah bordil itu tidak pernah berubah. Cat merah yang melekat di gerbang terlihat kusam dan besi-besinya karat. Seingatku
dulu rumah bordil ini adalah yang paling mewah di kawasan Kembang. Selain gedungnya
besar, rumah bordil ini juga terkenal karena pelayan-pelayannya cantik dan montok.
Maaf kalau pengakuan ini terlalu polos dan terkesan sadis, tapi nyatanya memang
demikian. Salah seorang pelayan di tempat itu berteman baik denganku. Namanya Nur.
Kenangan tentang gadis itu tak pernah lekas, karena dia pandai meninggalkan
jejak dalam ingatan.
Nur
punya profesi yang sangat istimewa di rumah bordil, yakni sebagai tenaga pijat
plus, untuk pria-pria dari kalangan high
class. Para pria berjas, yang suka main kucing-kucingan dengan istrinya,
sering kulihat datang mengemis pelayanan dari Nur. Gadis ABG itu memang memiliki
paras elok, berbeda dengan gadis-gadis malam lain yang rata-rata sudah keriput
karena terlalu banyak menimbun beban di kepala. Menurutku, kecantikan Nur
adalah keistimewaan yang harus dihargai dengan cinta bukan sekadar dengan nafsu
semu.
Setiap
Sabtu malam, aku selalu berkunjung ke rumah bordil tempat Nur bekerja, tentu
bukan untuk mengemis pelayanannya seperti yang dilakukan oleh pria-pria
berhidung belang. Aku lebih senang mendengar cerita-cerita erotis dari Nur,
ketimbang membuang-buang tenaga hanya untuk berolahraga di atas ranjang, tanpa
mendapat keuntungan sedikitpun. Nur sering menggodaku dengan tatapan nakal dan
senyuman liarnya. Namun, aku lebih tergoda pada kata-kata yang keluar dari
mulutnya, kata-kata yang keluar dari mulut seorang gadis yang pandai mencintai
luka. Nur telah mengajarkanku cara mengobati luka dengan mencintai luka. Memang
sulit untuk dipahami, tetapi kenyataan selalu membenarkan apa yang pernah dia
sampaikan kepadaku. Hal itulah yang
membuatku jatuh cinta pada Nur.
Gadis
bordil itu sangatlah istimewa. Tidak tanggung-tanggung saking istimewanya, satu
hari Nur bisa dipesan oleh beberapa orang sekaligus. Anehnya aku tak pernah melihat
Nur mengeluh karena kecapaian. Senyumnya tak pernah lekas, sekalipun aku yakin
bahwa hatinya telah hancur karena kebiadaban pria-pria berhidung belang yang
tak pernah kenyang soal birahi.
“Nur,
apakah engkau mencintai pekerjaanmu?” tanyaku di suatu malam, setelah Nur
menghabiskan separuh harinya untuk menemani para pria berhidung belang.
“Aneh
kalau aku mencintai pekerjaan seperti ini Mo.”
“Jikalau
demikian, mengapa engkau bertahan berada di tempat seperti ini?”
“Nanti
engkau pasti akan tahu Mo.”
Gadis
malam itu, memang pandai menyembunyikan rahasia.
****
Aku
tak pernah suka bermain di dunia malam, tetapi itu harus menjadi pilihanku
karena itulah cara yang paling tepat untuk menyadarkan orang-orang yang sedang
tersesat di dunia malam. Setiap Sabtu malam aku bertemu dengan Nur di rumah
bordil. Sekali lagi kutegaskan bukan untuk meminta pelayanan darinya. Semoga kalian
juga berpikir demikian. Nur senang menceritakan pengalaman-pengalaman erotisnya
saat melayani pria-pria berhidung belang yang tak pernah kenyang soal birahi
dan aku senang mencuci pikirannya dengan nasihat-nasihat kecil, sesuai dengan
pengetahuan yang kudapat dari kampus. Konsekuensinya memang jelas, aku selalu dicibir
oleh teman-teman lantaran terlalu sering menjumpai Nur di rumah Bordil.
“Sebenarnya
apa yang ingin kau lakukan di tempat seperti ini, Mo?” Tanya Nur di suatu
malam.
“Aku
ingin menyadarkan orang-orang yang berada di tempat ini, Nur.”
Nyatanya
sulit untuk meyakinkan orang-orang di rumah bordil, bahwa sebenarnya mencintai
kebahagiaan semu adalah bentuk kepalsuan dari rasa cinta. Kebahagiaan tak perlu
dicari di tempat-tempat seperti itu, karena pencarian akan kebahagiaan harus
dimulai dari penderitaan bukan dari rasa senang semata yang akhirnya berujung
pada luka. Mencintai derita adalah bagian dari cara mengobati luka, sedangkan
mencintai kenikmatan adalah bagian dari cara memupuk luka. Terkadang orang
menutupi luka dengan berpura-pura tertawa, merasa diri paling bahagia tetapi
diam-diam suka mencari tempat gaduh seperti diskotik agar bisa menangis
sekeras-kerasnya, tanpa harus didengar orang. Sebenarnya kita tidak bisa menghindari
luka, karena kita ditakdirkan untuk terluka. Memahami dan mencintai luka adalah
solusi terbaik yang harus kita ambil, sekalipun itu berarti kita harus
menderita.
Kupikir
akulah pria paling hebat, karena mampu mempertahankan kekudusan ketika berada
di dekat Nur. Namun hal itu berakhir di
suatu malam setelah kujebak Nur dengan
sebuah pertanyaan yang agak ganjil.
“Nur,
menurutmu apakah yang lebih indah dari kata-kata, sehingga keindahannya tak
bisa dijelaskan oleh kata-kata?”
“Cinta”
“Kenapa
harus cinta?”
“Karena
hanya cintalah yang tak bisa dibuktikan oleh kata-kata semata Mo”
Aku takjub mendengar jawaban Nur,
rasa cintaku padanya memuncak. Malam itu kubuktikan cintaku pada Nur melalui
tindakan, bukan hanya sekadar dengan kata-kata belaka. Kukecup kening Nur
dengan lembut dan Nur menggodaku dengan tatapan liar dan senyuman manisnya,
sungguh aku tergoda. Malam itu aku sungguh jatuh dalam masalah cinta, aku dan
Nur mengakhiri malam yang indah itu dengan berolahraga di atas ranjang.
0 Comments