PADA HARI-HARI YANG MURUNGRiska Widiana
Di tepi pantai
Tubuhku remuk
Ombak mengamuk
Hanya hati yang jernih
Dengan tenang berbicara
Ke pada laut yang meraung
Menampar bengis di tepian yang meringis
Ia membentuk sulur yang menjulur
Ke arah muara laut
Memungut puluhan tubuh yang pergi
Ingin pulang ke dasar palung
Menjadi ikan-ikan
Ataupun biota laut lainnya
Aku hanyalah sendirian
Menciptakan ekspektasi sendiri
Menggemuruhkan laut
Padahal aku bukan pelaut
Melainkan kesepian yang ulung
Pada hari-hari murung
TEMPAT BERPULANG PADA BIBIR MAGRIB
Lelaki tua itu
Menerjang embun
Di atas rumput dingin
Berjalan ke arah
matahari datang
Menuai doa-doa yang bermukim
Pada buah waktu
Di sawahnya yang hijau oleh harapan
Pertengahan siang
Terik bertandang
Sinar matahari mendidihkan telaga
Berdiri tegak di atas kepala
Peluh sebesar jagung
Mengalir di kulit yang keriput
Mengering diisap panas mentari
Lelaki itu
Menggemburkan tanah keras
Menjadikan sepetak tanah itu merdeka
Sebagai pemilik seutuhnya
Setelah semak belukar
Menjajah ladangnya yang terbuang
Menumbuhkan hama-hama
Bila petang datang
Ia kembali ke arah matahari berpulang
Tempat sujud sembah bermukim
Pada bibir magrib
*Riska Widiana, kelahiran tahun 1997. Berdomisili di Riau kabupaten Indra Giri Hilir, kesibukan sekarang adalah mengajar. Mulai aktif menulis sejak tahun 2020 hingga sekarang. Karyanya pernah termuat ke dalam media cetak ataupun online. Memiliki satu buku antologi berjudul [ DALAM KATA AKU MENCIPTA 2020. DI RUANG KARYA] Dan antologi bersama [ ANALEKTA RASA 2020. DI GUEPEDIA ] dan satu buku novel berjudul ( SINGGASANA CAHAYA 2020 DI MI,RAJ GRAFIKA) kini tergabung dalam grub kepenulisan [KEPUL] kelas puisi alit, KPB ( kelas puisi bekasi) dan kelas menulis bagi pemula, jejaknya bisa ditelusuri dengan akun fb. Riska widiana dan mentari serta akun ig. riskawidiana97 dan alamat email riskatembilahan@gamil.com
0 Comments